Kelahiran Ilmu Ekonomi Pertanian
Ilmu ekonomi pertanian merupakan cabang ilmu yang masih sangat muda. Kalau ilmu ekonomi moderen dianggap lahir dengan penerbitan buku Adam Smith yang berjudul wealth of Nations pada tahun 1776 di Inggris, maka ilmu ekonimi pertanian baru dilahirkan pada awal abad ke-20 atau akhir abad ke-19 dengan terjadinya depresi pertanian pada tahun 1890. Di Amerika Serikat mata pelajaran Rural Economics pertama-tama di ajarkan pada tahun 1892 di Universitas Ohio. Mata pelajaran economics of Agriculture mulai di berikan di Universitas Comell pada tahun 1901 dan farm Management pada tahun 1903. Pada tahun 1910 beberapa Universitas di Amerika Serikat sudah diberikan kuliah-kuliah yang teratur dalam Agricultural Economics.
Di Eropa, Ilmu Pertanian lahir sebagai cabang ilmu pertanian. Menurut Kaslan Tohir, “penggubah” ilmu ekonomi pertanian adalah Von Der Goltz yang menulis buku Handbuch der Landwirtschaft Lichen Bertriebslehre pada tahun 1885.
Di Indonesia, mata pelajaran ekonomi pertanian diberikan mula-mula pada Fakultas-fakultas pertanian dengan tradisi pelajaran Eropa Barat oleh Gurubesar-Gurubesar Ilmu pertanian. Karena itu mata pelajaran ini merupakan “aspek sosial ekonomi” dari ilmu pertanian.
Professor Iso Reksohardiprodjo dan Profesor Ir. Teko Sumodiwirjo adalah bapak-bapak ilmu ekonomi pertanian di Indonesia dengan kuliah-kuliahnya pada Fakultas-fakultas pertanian Institut Pertanian Bogor (dahulu Universitas Indonesia) dan Universitas Gajah Mada mulai tahun 1950.
Sosial seperti Hokum, Sosial Politik dan Ekonomi yaitu bagi mereka yang ingin memperdalam pengetahuan dalam persoalan-persoalan pedesaan. Pada akhir tahun limapuluh mata pelajaran ini kemudian membuka jurusan Ekonomi Pertanian (mula-mula disebut jurusan Ekonomi Agraria) pada tahun 1955.
Kegitan prefesional untuk mengembangkan ilmu ekonomi pertanian menjadi bebih intensif dengan pembentukan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) pada bulan Februari 1969 di Ciawi, Bogor, sebagai realisasi cita-cita para ahli dan peminat Ekonomi Pertanian yang telah berkumpul menghadiri Konferensi Nasional Ekonomi Pertanian I pada bulan Desember 1964 di Cibogo, bogor, perhepi kemudian berhasil mengadakan Konferensi Nasional ekonomi Pertanian II pada bulan Januari 1970 di Bukittinggi, Sumatera Barat. Dalam bidang penelitian ekonomi kegiatan-kegiatan anggota-anggota Perhepi tertampung di dalam proyek Survei Agro Ekonomi yang di seponsori oleh Pemerintah dan dikordinasi oleh Departemen Pertanian. Komunikasi ilmiah antara anggota-anggota Perhepi dan antara anggota-anggota dengan masyarakat dilaksanakan melalui majalah setengah tahunan Agro Ekonomika.
Dari uraian kronologis di dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu ekonomi pertanian telah dilahirkan di Indonesia pada awal tahun limapuluhan, tetapi baru berhasil mendapat dukungan yang kuat dan luas serta diakui sebagai cabang profesi tersendiri awal tahun 1969 dengan terbentuknya perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia.
Sejak itu perkembangan dan pengakuan terhadap profesi baru ini berjalan cepat berkenaan dengan mulai dilaksanakanya Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I yang dimulai pada tanggal 1 April 1969, terutama karena Repelita ini memberikan tekanan pada pembangunan sector pertanian.
Sifat Ilmu Ekonomi Pertanian
Dengan sekedar gambaran sejarah ini dapatlah difahami bahwa ilmu ekonomi pertanian di Indonesia berkembang dari dua segi pandangan. Pertama, merupakan salah satu bagian atau cabang ilmu pertanian, yaitu bagian aspek-aspek sosial-ekonimi dari persoalan-persoalan yang dipelajari oleh ilmu pertanian. Ilmu ekonomi pertanian, yang dekian mula-mula dipelajari oleh dan diberikan pada mahasiswa-hamasiswa Fakultas-fakultas Pertanian. Banyak dari calon-calon Insinyur Pertanian mengambil jurusan ini dengan harapan kemudian hari memangku jabatan yang menyangkut pemecahan persoalan-persoalan sosial ekonomi pertanian. Bagian ini kemudain bercabang menjadi dua yaitu yang pertama disebut ilmu ekonomi pertanain (dengan cabang-cabangnya tataniaga, ekonomi produksi pertanian dan lain-lain) dan yang kedua adalah ilmu sosiologi pedesaan. Para mahasiswa pertanian yang selalu harus bekerja praktek dan praktikum selama lebih kurang enam bulan di desa-desa, hidup dan bergaul dengan petani mempelajari masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari oleh petani baik dalam produksi maupun dalam pemasaranya. Aspek sosial ekonomi perilaku petani menjadi pusat perhatian para mahasiswa pertanian ini.
Kedua, bagi para mahasiswa (Fakultas) Ekonomi, ilmu ekonomi pertanian mempunyai cirri dan tekanan yang agak berbeda. Bagi mereka ekonomi yang tidak lain dari ilmu ekonomi, yaitu ilmu ekonomi yang diterapkan pada bidang Pertanian. Dengan dasar-dasar teori ekonomi mikro dan teori ekonimi makro, tata buku, statistic dan lain-lain, maka para mahasiswa mempelajari menerapkan segala teori ekonomi dan perusahaan ini pada persoalan-persoalan pertanian, hubungan-hubungan ekonominya satu sama lain dan implikasinya bagi perekonomian nasional. Karena pernbedaan segi pandangan dan peralatan ilmu-ilmu tambahan yang dipelajari pada saat yang bersamaan, dapatlah difahami bahwa pada dasarnya mahasiswa-mahasiswa ekonomi pertanian dari Fakultas-fakultas Pertanian lebih menekankan pada ekonomi pertanain mikro. Namun demikian perbedaan tekanan ini lama kelamaan menjadi kabur karena Pertama, mata pelajaran ekonomi, statistic dan fakultas pertanian dan sebaiknya mahasiswa-mahasiswa Fakultas Ekonomi mulai pula mendapatkan pelajaran-pelajaran ilmu (teknik) pertanain (termasuk peternakan) dan kedua karena bakat dan minat-minat perseorangan maka para mahasiswa dapat cenderung untuk lebih menyukai aspek-aspek mikro ataupun makro dalam persoalan-persoalan ekonomi pertanian. Melihat asal-usul, dasar perkembangan dan manfaat penerapannya, ilmu ekonomi pertanian di Indonesia tidak dapat lain daripada mengambil manfaat kedua aspek pandangan di atas. Mata pelajaran ekonomi pertanian akan berkembang dan perlu dikembangkan sebagai suatu cabang ilmu kemasyarakatan yang penting yang akan merupakan suatu alat analisis ilmiah untuk membahas dan mendalami berbagai persoalan yang timbul dalam bidang pertanian, pembagunan pertanian dan pembangunan ekonomi Indonesia pada umumnya.
Ekonomi pertanian akan harus mencakup analisis ekonomi dari proses (teknis) produksi dan hubungan-hubungan sosial dalam produksi pertanian, hubungan-hubungan antara faktor-faktor produksi, antara faktor dan hasil produksi dan antara hasil beberapa hasil produksi dalam suatu proses produksi (Ekonomi Pertanian Makro). Teatpi di samping itu, ekonom pertanian harus dapat membawa mahasiswa ke arah kemampuan menganalisis, menginterprestasi dan menghubungkan persoalan-persoalan ekonomi makro, misalnya persoalan pendapatan nasional, konsumsi, investasi, lapangan kerja dan pembagunan ekonomi. Karena perekonomian di Indonesia masih akan merupakan perekonomian agraris dalam beberapa puluh tahun yang akan datang, maka ilmu ekonomi pertanian akan memberikan kepada para mahasiswa suatu alat analisa untuk dapat lebih mengerti dan lebih mendalami persoalan-persoalan yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi Indonesia pada umumnya. Ilmu ekonomi pertanian mempunyai hubungan yang sangat erat dengan ilmu sosiologi, antropologi, psikologi, hukum, politik, dan geografi. Walaupun faktor-faktor sosiologi, tradisi, modal dan faktor-faktor lainya tetap memegang peranan penting dalam perilaku manusia di dalam persoalan-persoalan pertanian, namun ekonomi pertanian terutama berusaha mempelajari aspek-aspek ekonominya saja. Itulah sebabnya ilmu ekonomi umum (teori ekonomi) merupakan salah satu alatnya yang utama. Di dalam analisi-analisinya, ekonomi pertanian memerlukan bantuan ilmu statistika, ilmu metematika dan ilmu logika, terutama dalam menganalisa dan menginterprestasikan data kuartatif.
Definisi Ilmu Ekonomi Pertanian
Sudah kita kemukakan bahwa ilmu ekonomi pertanian adalah termasuk dalam kelompok ilmu-ilmu kemasyarakatan (social sciences), ilmu yang mempelajari perilaku dan upaya serta hubungan antarmanusia. Perilaku yang dipelajari bukan hanya mengenai prilaku manusia secara sempit, missal perilaku petani dalam kehidupan pertanianya, tetapi mengcakup persoalan ekonomi lainya yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan produksi, pemasaran dan konsumsi petani atau kelompok-kelompok petani. Dengan pengertian ekonomi pertanain yang demikian maka analisa ekonomi perusahaan pengelolaan hasil-hasil pertanian, perdangangan internasional atas hasil-hasil pertanian, kebijaksanaan pertanian, hukum-hukum dan hak-hak pertahanan termsuk bidang-bidang yang harus dipelajari oleh ekonomi pertanian.
Dengan demikian ilmu ekonomi pertanian dapatlah diberikan definisi sebagai bagian dari ilmu ekonomi maupun yang mempelajari fenomena-fenomena dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanain, baik mikro maupun makro.
Artikel Terkait: