A. Menentukan Topik
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topic
Darimanapun sumber topic diperoleh keputusan dan penentuan terakhir terletak pada mahasiswa sendiri. Oleh karena itu, sebelum topic ditentukan, dia harus terlebih dahulu menanyakan beberapa hal kepada dirinya sendiri, sebagai berikut:
1. Apakah topic tersebut dapat dijangkau, dikuasi (manageable topic)?
2. Apakah bahasa-bahasa/data-data tersedia secukupnya (obtainable data)?
3. Apakah topic tersebut penting untuk diteliti (significance of topic)?
4. Apakah topic tersebut cukup menarik minat untuk diteliti dan dikajikan (interested topic)?
1. Managable topic (mempunyai kesanggupan, menguasai pokok masalah)
Salah satu saran yang sangat simpatik adalah “jangan sekali-kali melakukan apapun yang ada di luar jangkauan kemampuan diri sendiri”
Dengan demikian, hal-hal di bawah ini perlu diperhatikan:
a. Apakah latar belakang pengetahuan, kecakapan, dna kemampuan diri sendiri, sudah cukup untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan topic yang akan dikerjakan?
b. Apakah waktu, dana telah dipikirkan dengan masak dan mencukupi?
c. Apakah topic tersebut dapat memperoleh konsultan/pembimbing dengan mudah?
d. Apakah tidak ada hambatan-hambatan dari pihak-pihak lain, berkenaan dengan topic tersebut?
Suatu penelitian tidak akan berhasil dengan memuaskan bilamana mahasiswa tidak mempunyai bekal pengetahuan juga kecakapan tentang cara-cara mencari dan mengolah data yang telah terkumpul.
2. Obtanable Data (Mendapatkan data, Berl)
Suatu topic yang sangat baik belum menjadi jaminan bahwa data-datanya
yang tersedia telah mencukupi di dalam penelitiannya, karena data sangat dibutuhkan, baik untuk mengembangkan dan menguji hipotesis.
Selanjutnya untuk mengembangkan hipotesis juga tidak hanya data semata=mata saja yang dibutuhkan, tetapi juga buku-buku, bulletin, majalah, Koran, dan sebagainya sangat dibutuhkan sekali. Demikian pula guna menguji kebenaran hipotesis, mahasiswa harus pergi ke lapangan.
Karena itu, buku-buku bacaan dan teknik pengumpulan dta yagn valid (shohih) dan reliable (dapat dipercaya), gharuslah dikuasai sebaik-baiknya, disamping juga factor lain, misalnya: factor pribadi dan factor-faktor lain di luar haruslah mendapat perhatian sepenuhnya dari si peneliti sendiri.
3. Significance of Topic (maksud, berarti)
Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian adalah:
a. Dapatkah pembahasan topic tersebut memberikan sumbangan yang cukup beraerti bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah ada?
b. Apakah tidak mungkin bahwa penelitian tersebut hanya dipublikasi saja?
c. Mungkinkah penelitian tersebut merupakan pengecekan kembali dari penelitian yagn pernah diadakan atau penguji ulangan?
d. Apakah topic tersebut betul-betul perlu diteliti karena mempunyai kegunaan yang praktis bagi masyarakat?
4. Interested Topic (Menarik minat)
Reseacher (peneliti) haruslah pandai-pandai membangkitkan esmangat minatnya sendiri terhadap suatu topic yang akan diteliti dan dibahasnya. Tanpa adanya minat yang besar, maka semua usahanya tak akan berhasil, bahkan sia-sia saja.
Oleh sebab itu, yang perlu menjadi perhatian adalah:
a. Dengan topic yang telah dikemukakan maka minatnya haruslah dibangkitkan sebaik-baiknya, agar penelitian dapat dixselesaikan dengan sukses
b. Tentu saja kesuksesan tersebut tanpa diikuti suatu keinginan yang menyimpang. Mendorong timbulnya minat yang kuat tersebutm, semata-mata untuk mencari scientidfic truth, bukan untuk “membuktikan kebenaran” pendapat pribadi dimana kemungkinan hal itu dilakukan tanpa kesenagajaan karena dinilai kurang objektif.
c. Data dikumpulkan sepanjang dapat memperkuat pendapat prhibadi, sehingga sekiranya melemahkan atau bertentangan, data tersebut dilenyapkan/dihilangkan. Bila telah memilih kerelaan untuk bekerja tanpa prasangka (merasa benar sendiri)
5. Mengembangkan Problematik
Tidaklah heran kalau mahasiswa merasa bingung untuk menemukan atau mengembangkan problematic suatu penelitian yang ingin dilaksanakan. Mahasiswa yang sedang mencari dan mengembangkan problematic umumnya merasa gelisah bahkan cemas. Mengapa demikian? Hal ini terjadi kemungkinan besar karena kurang luasnya pengetauan yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti disamping kelemahan metodologi. Oleh sebab itu perlu diperhatikan beberapa hal dibawah ini:
a. Usahakan menjadi sarjana yang dapat membina dan mengembangkan spesialisasi kesarjanaannya.
b. Sikap gemar dan tekun membaca buku-buku banyak relevansinya dengan spesialisasinya, secara kritis, disamping gemar mendengarkan kuliah-kuliah, diskusi-diskusi, secara seksama dan berusahalan melatih diri untuk berpikir secara logis.
c. Sikap rajin mencari bahan-bahan penelitian yang mutakhir.
1) Usaha menjadi sarjana yang dapat membina dan mengembangkan spesialisasi kesarjanaannya
Seorang calon sarjana yang rajin menjelajahi spesialisasinya, mempunyai kesempatan yang sangat luas untuk meneliti secara mendalam dan membina serta mengembangkan penelitian-penelitian yang telah diselesaikan. Dengan cara demikian, dia dapat mengungkapkan problematika-problema yang belum terpecahkan. Rummel memberi petunjuk sebagai berikut:
a) Usahakan dengan cermat mencari kekurangan-kekurangan dalam uraian-uraian
b) Perhatikan dengan seksama uraian-uraian yang bertentangan satu sama lain
c) Telitilah problema-problema yagn timbul dari tata kerja yang sangat emnarik perhatian
d) Bacalah selalu bibliografi (daftar kepustakaan) yagn banyak dipergunakan dalam penelitian-penelitian yang mutakhir
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka akan mudah menemukan hal-hal yang kurang ataupun masalah-masalah apa yagn sekiranya perlu dikembangkan lebih lanjut.
2) Sikap gemar dan tekun membaca buku-buku yang banyak relevansinya dengan spesialisasinya
Disamping secara kritis, dan gemar mendengarkan secara seksama kuliah-kuliah, diskusi-diskusi, berusahalan melatih diri untuk berpikir secara logis.
Usahakan mempunyai sikap serta ingin tahu (spetisme) dalam batas-batas tertentu karena akan timbul gagasan-gagasan ataupun pertanyaan-pertanyaan yagn perlu mendapat jawaban-jawaban. Bukankah bertanya merupakan pangkal mula kebijaksanaan? Ikutilah diskusi-diskusi ilmiah dengan sebaik-baiknya untuk mengetahui bagaimana cara para ahli mengupasnya. Mengadakan penelitian kembali dan bila terdapat hal-hal yang masih meragukan, tanyakan kepada orang bersangkutan atau ahlinya.
Untuk menemukan masalah, dapat dicari disembarang tempat misalnya, lapangan, sekolah, mesjid, kampus sewaktu kuliah, bacaan-bacaan. Meskipun demikian, tentu saja harus diadakan seleksi yagn ketat sebagaimana syarat-syarat yagn telah disebutkan di atas.
3) Sikap rajin mencari bahan-bahan hasil penelitian yang mutakhir
Dalam laporan-laporan penelitian di bagian belakang dalam analisis data misalnya, banyak persoalan-persoalan yang masih perlu dikaji kembali karena adanya beberapa kekurangan-kekurangan. Dari berbagia macam kekurangan tersebut, dapatlah dianggap merupakan problema baru yang perlu dikaji dan diteliti kembali lebih lanjut.
Adapununtuk mendapatkan topik-topik tersebut dapat diperoleh melalui berbagai sumber, diantaranya:
a) Dengan cara melanjutkan hasil-hasil penelitian yagn sudah dilaksanakan, dimana kekurangan-kekurangannya ditampung, dan kemudian dijadikan topik dan dilanjutkan dengan mengadakan penelitian
b) Pengamatan di lapangan
Luangkanlah waktu untuk mengamat-amati peristiwa-peristiwa atau hal-hal yagn tejradi di lapangan sambil mendengarkan keluhan-keluhan orang-orang yagn bekerja di lapangan itu. Tegasnya adalah penjajagan (explorative) secara singkat tentang sesuatu yagn ada ataupun yang terjadi disitu.
c) Melalui diskusi-diskusi, ceramah-ceramah, kuliah-kuliah
Usahakanlah selalu mengikuti diskusi-diskusi yagn diadakan, kemudian catatlah masalah-masalah yagn timbul dalam diskusi, yagn sekiranya menarik dan perlu mendapat penyelesaian. Demikian pula usahakan secara aktif mengikuti semua ceramah-ceramah dan kuliah-kuliah, karena dari keduanya banyak terdapat masalah-masalah yang perlu digarap, yang akhirnya merupakan topik yang perlu diselesaikan lewat penelitian-penelitian, sehingga masalah-masalah tersebut dapat terpecahkan/terselesaikan.
d) Dosen-dosen, para peneliti, dan para ahli.
Pada umumnya mereka mempunyai kelebihan dan menguasai permasalhan yang telah menjadi tanggung jawabnya, karena itu usahakan datang sekali atau dua kali kepada mereka untuk berbincabang-bincang, mencari, dan mengumpulkan permasalahan dari mereka
e) Bibliografi (daftar kepustakaan). Diperpustakaan hampir seluruh buku yang bersifat ilmiah selalu mencantumkan referensi (sumber-sumber bacaan), yang dipergunakan sebagai sumber pengambilan. Dengan demikian, seyogyanya emncari sumber-sumber yagn ada relevansinya (kaitan) dengan masalah-masalah yang dikaji, untuk kemduian membaca dan memperdalam sehingga menambah kelengkapan informasi yang dibutuhkan, yang berupa dalil-dalil, hasil-hasil penelitian, dan sebagainya. Dalam hal ini dapat dicari diperpustakaan.
Disamping buku-buku yang ada relevansinya dengan masalah-masalah yagn akan dikaji, masih banyak sumber-sumber lain yang perlu dicari, misalnya journal (masalah), encyclopedia (kamus istilah), reviu (tinjauan buku), skripsi, tesis dan disertasi, buku-buku teks, majalah-majalah, buletin (siaran-siaran singkat tentang berita terakhir), research reports, dan lain-lain. Thomas Charly (Inggris) berkata:
The True university of these days is coolection of books,” artinya: “Hakikat perguruan tinggi/universitas dewasa ini adalah dalam kumpulan buku-buku perpustakaan”
Sumber:
Amirul Hadi, 1998, Metodologi Penelitian Pendidikan II, Pustaka Setia: Bandung
http://www.datafilecom.blogspot.com