Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang pertama kali di tempuh oleh seroang anak, oleh karena itu pada masa inilah masa pembekalan bagi pribadi anak sehingga nantinya dapat lebih mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan pendidikan yang lain.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh orang tua yang sekaligus sebagai pendidik bagi anak mengenai
perkembangan anaknya baik itu perkembangan fisik, emosi, bahasa, kognitif,
sosial dan yang lainnya, yang dengan memahami perkembangan tersebut diharapkan
nantiny`a dapat memberikan gambaran kepada orang tua untuk memberikan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak ada masa itu. Berikut ini penulis jabarkan mengenai
perkembangan anak di usia pra sekolah (formal):
1. Perkembangan Fisik
Anak-anak usia tiga, empat dan lima tahun
penuh tenaga dan tak henti-hentinya bergerak. Waktu bertumbuh, mereka
mengembangkan dan memperhalus ketrampilan gerak motorik kasar dan halus.
Anak-anak usia tiga tahun mengalami banyak pertumbuhan di bidang perkembangan
fisik tatkala mereka mengupayakan keselarasan gerak setiap hari. Lari, lompat
dan panjat menjadi semakin otomatis dan bukan merupakan tindakan yang sadar
atau bertujuan. Anak usia tiga tahun masih sedikit bertatih-tatih dan sering
jatuh dan bagun lagii dan mencoba lagi. Sedangkan gerak-gerak tubuh anak-anak
usia empat dan lima tahun sering menjadi lebih serasi. Anak-anak usia empat dan lima tahun bisa berlari
mulus dan berhenti dengan mudah. Mereka juga suka melompat dengan satu kaki dan
melompat dengan dua kaki sekaligus. Mereka mulai melontar bola agak gampang dan
menggunakan tangan untuk menangkap, sering meleset. Anak-anak usia ini mulai
mengembangkan keseimbangan dan rasa keseimbangan mereka. Mereka menikmati naik
sepeda tiga roda, mendorong dan menarik gerobak, dan lari cepat berkeliling di
sekitar kereta dorong kecil.[1]
2. Perkembangan Emosi
Anak-anak usia tiga, empat,
dan lima tahun mengungkapkan sederetan emosi dan mampu menggunakan secara
serasi ungkapan seperti sedih, bahagia, dan sudah bisa membedakan
perasaan-perasaan mereka. Dalam tahun prasekolah ini, situasi emosi anak-anak
sangat bergantung keadaan dan bisa berubah secepat mereka beralih dari kegiatan
satu ke kegiatan lain. Karena anak-anak berkembang dari tahun ke tahun ada
peningkatan internalisasi dan pengaturan terhadap emosi mereka. Anak usia pra
sekolah (3-5 tahun) mulai mencapai ketrampilan-ketrampilan kognitif dan bahasa
yang baru, mereka belajar untuk mengatur emosi-emosi mereka dan menggunakan
bahasa untuk mengungkapkan bagaimana perasaan mereka dan perasaan orang lain.
Gejolak perasaan anak-anak
usia tiga, empat, dan limat tahun sebagian ebsar ada di permukaan, gejolak
perasaan mereka sangat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa dan perasaan yang
terjadi pada saat itu.[2]
Jika mereka merasakan sesuatu,
mereka ungkapkan itu, jika mereka inginkan sesuatu, mereka usahakan
mengambilnya. Menunda keseanngan dan mengendalikan perasaan hati sering
merupakan tantangan. Keingintahuan mereka yang alami sering menimbulkan
masalah. Anak-anak usia empat tahun sering lebih banyak menggunakan sarana
fisik guna menyelesaikan konflik ketimbang pakai kata-kata untuk merundingkan
kebuthan mereka. Mengajarkan kepada anak-anak tentang cara yang sesuai untuk
mengungkapkan emosi mereka merupakan tonggak epnting dalam perkembangan mereka.
Konflik yang timbul dari kebutuhan dua anak yang memperebutkan satu benda, itu
wajar, anak-anak sedang belajar cara memecahkan konflik lewat cara yang bisa
diterima lingkungan sosial. [3]
3. Perkembangan
Bahasa
Bagi anak usia para sekolah
antara 3-5 tahun tibalah masa pertumbuhan dahsyat di bidang bahasa,
perbendaharaan kata meluas adn struktur semantik dan sintaksis bahasa mereka
menjadi semakin rumit. Perubahan dalam hal bahasa ini mewakili perkembangan
kemampuan kognitif. Anak-anak menjadi pemikir yang lebih rumit dan, sejalan
dengan pertumbuhan mereka, perubahan ini tercermin pada bahasa mereka.
Anak-anak usia tiga tahun emiliki sekitar 900 sampai 1000 kata dan sekitar 90%
dari apa yang mereka ucapkan dapat dipahami. Dengan mudah mereka bisa
memproduksi kalimat tiga kata. Bahasa menjadi meksnisme utama dalam membuat
kebutuhan, perasaan, dan pikiran mereka diketahui orang lain. Anak usia tiga
tahun muali mengerti dan merespon banyak pertanyaan, seperti “Kau buat apa?”
dan “Kenapa kaulakukan itu?”. Anak usia ini juga mulai mengajukan banyak sekali
pertanyaan. [4]
Penguasaan bahasa anak-anak
semakin lama semakin berkembang, pada anak usia lima tahun berkembang terus,
dan perbendaharaan kata-kata mereka meluas sampai 5.000 – 8.000 kata. Jumlah kata dalam kalimat bertambah, dan
struktur kalimat menjadi lebih rumit. Anak-anak usia 5 tahun juga senang
bicara. Mereka juga belajar kebiasaan bercakap-cakap dan agak jarang memotong
percakapan, belajar antri, danmendengarkan orang lain yang sedang bicara. Bukan
tidak biasa bagi anak-anak usia ini untuk belajar kata-kata sulit yang terkait
denga hal-hal yang mereka minati.[5]
4. Perkembangan
Kognitif
Salah satu perubahan kognitif
penting di tahun-tahun pra sekolah terajdi antara anak-anak usia tiga ke empat
tahun adalah perkembangan pikiran simbolik. Pikiran simbolik adalah kemampuan
menghadirkan secara mental atau simbolis objek, konkret, tindakan, dan
peristiwa (Piaget, 1952). Tanda paling nyata dari perkembangan pikiran simbolis
pada anak-anak usia empat thaun ialah perambahan yang signifikan dalam
penggunakan mereka akan permainan khayalan.
Anak-anak usia tiga tahun
memiliki daya ingat yang baik atas
barang-barang di dalam pengalaman langsung mereka. Bagaimanapun, merkea belum
mengembangkan strategi efektif yuntuk mengingat informasi dalam jangka waktu
lebih lama. Oleh karena itu, struktur dan rutinitas penting bagi kehidupan anak
usia ini. Struktur dan rutinitas ini memungkinkan mereka untuk mengantisipasi
dan meramal apa yang akan mereka lakukan dan apa yang diharapkan dari mereka.
Sedangkan pada anak usia empat tahun mereka mulai mengembangkan kemampuan
ingatan mereka. Mereka bisa secara mendadak ingat apa yang mereka lakukan pada
akhir pekan lalu, mereka mulai mengembangkan makna tentang apa yang nyata dan
apa yang tidak nyata. Dan ketika anak berusia 5 tahun mereka mulai tumbuh
dengan cara berfikir secara egosentris, mereka mulai sadar akan perasaan dan
sudut pandang orang lain. Pada usia ini, anak-anak bisa mulai mengerti bahwa
mereka bisa bahagia bila orang lain tidak bahagia dan mulai menerima bahwa
orang lain tidak harus melakukan permainan tepat seperti permainan yang sedang
mereka lakukan, mereka mulai mengerti kesukaan dan ketidaksukaan anak-anak
lain.[6]
5. Perkembangan
Sosial
Wakau anak-anak usia
tiga, empat dan lima tahun bertumbuh, mereka semakin menjadi makhluk sosial.
Pada usia tiga tahun, perkembangan fisik anak-anak emungkinkan mereka untuk
bergerak kian kemari secara mandiri dan mereka ingin tahu tentang lingkungan
mereka dan orang-orang di dalamnya. Ketramplan kognitif berkembang dan
anak-anak mampu mengetahui orang-orang yang akrab dan rang yang tidak akrab.
Anak-anak usia tiga tahun memperlihatkan minat
yang semakin ebsar terahdap anak-anak lain dan orang-orang dewasa, tetapi
sering lebih senang berada bersama orang dewasa atau bermain sendiri di dekat
anak-anak lain. Anak-anak usia empat dan lima tahun sedang menjadi mkhluk
sosial dan sering lebih suka ditemani anak-anak lain daripada ditemani orang
dewasa, anak-anak mulai mengungkapkan kesukaan mereka untuk bermaind engan
beberapa ank lebih dari pada dengan anak-anak lain. Bermain dan ada bersama
aspek penting dari perkembangan sosial bagi anak-anak usia empat dan lima
tahun. Hubungan sosial bisa mempengaruhi perkembangan kognitif dan emosi
anak-anak. Anak yang ditolak secara sosial akan menjadi anak yang tidak
bahagia. Menolong anak-anak supaya rukun satu sama lain akan memajukan sikap
positif dan menanamkan rasa cinta belajar pada anak-anak.[7]
[7] Ibid., hal 86.