Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial, sebagai individu dan anggota masyarakat selain menyumbangkan kemampuan inteleknya. Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah sekolah itu. Kegiatan ini dilakukan malalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh.
Bimbingan dan konseling semakin hari semakin dirasakan perlu keberadaanya di stiap sekolah. Hal ini didukung oleh berbagai macam faktor, seperti dikemukakan oleh Koestoer Partowisastro sebagai berikut:
a. Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana anak dalam waktu sekian jam + enam jam hidupnya berada di sekolah.
b. Para siswa yang usianya relatif masih muda sangat membutuhkan bimbingan baik dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan dirinya, mapun dalam mengatasi berbagai macam kesulitan.
.